Sudah banyak anak yang memiliki kamar dan barang-barang sendiri. Kalau pakaiannya memang lebih cocok ditempatkan di lemari. Terus, bagaimana sih cara merapikan lemari pakaian anak yang mungkin sering terlihat berantakan dan kotor?
Sebagai orang tua, kita mungkin tidak dapat memungkiri bahwa anak-anak memang berbeda dengan orang dewasa. Anak-anak yang aktif bergerak dan tanpa kenal lelah itu bisa membuat segala sesuatunya yang rapi menjadi berantakan.
Berulang kali orang tua menasihati, memberi tahu, tetapi yah, namanya anak-anak, mereka main lagi, bikin berantakan lagi.
Salah satu perkakas mereka yang mungkin sering tidak rapi adalah lemari pakaiannya sendiri. Yuk, simak yuk, cara merapikan lemari pakaian anak, ada enam langkah di sini. Lho, kok cuma enam, Mas? Yah, kan rata-rata umur anak yang dimaksud di tulisan ini adalah enam tahun. Itu jawabannya yang baru saja saya dapatkan, hehe…
Simak 6 Langkah Berikut ya!
1. Pakaian yang Tidak Terpakai, Singkirkan!
Orang tua bisa saja mencontohkan ke anak-anak untuk memiliki pakaian yang banyak dan seabrek-abrek. Selama masih ada uang, pakaian dengan aneka model bisa dibeli dan dimasukkan ke lemari.
Namun, anak-anak itu mengalami pertumbuhan. Baju-baju yang sebenarnya masih bagus, akan terlihat sempit ketika dipakai saat anak mulai tumbuh besar. Selain itu, usang dapat menjangkiti pakaian-pakaian anak. Misalnya, gambar-gambar kartun di bajunya yang sudah keriput. Warnanya pudar dan tidak lagi segar.
Baca Juga: 5 Kiat Mengatasi Anak Susah Tidur
Terus, kapan pakaian tidak terpakai itu disingkirkan? Nah, cara merapikan lemari pakaian anak dengan menyingkirkan pakaian-pakaian tidak lagi digunakan ini boleh dalam masa enam bulan. Jadi, dalam satu tahun, ada dua masa tahap memilah dan memilih pakaian-pakaian tersebut.
Kalau yang tidak lagi terpakai seperti tidak muat tersebut, bisa dijual, atau disumbangkan. Entah itu ke keluarga atau ke lembaga sosial. Bukankah hal itu termasuk sedekah yang ujungnya akan menambah pahala bukan? Pembelajaran yang bagus juga untuk anak agar tertanam jiwa memberi dan berbagi kepada orang lain.
2. Kotak Berlabel
Pakaian anak ada beberapa. Misalnya: pakaian sholatnya, pakaian dalam, pakaian tidur, pakaian santai, pakaian renang, dan yang jelas-jelas tidak ada adalah pakaian kantor atau pakaian kerjanya. Walah..
Memang sih, semua jenis pakaiannya bisa ditumpuk saja di lemari. Namun, akan lebih rapi lagi dan lebih gampang dicari jika dimasukkan ke kotak-kotak khusus. Tidak perlu kotak yang besar, cukup yang kecil saja.
Setelah dimasukkan ke kotak, beri label. Tulis jenis pakaian di situ. Jika anak belum bisa membaca, label bisa dipakai dengan gambar-gambar yang menarik dan lucu. Tapi, jangan gambar bapaknya yang dipasang meskipun bapaknya memang lucu.
Baju-baju anak seperti kemeja, sweater, atau jaket lebih baik digantung saja di lemari. Dari berbagai baju yang digantung tersebut, anak jadi punya hak sendiri untuk memilih pakaiannya.
3. Ingat dengan Kondisi Anak
Kenapa pramugari itu umumnya tinggi-tinggi? Soalnya, untuk menjangkau bagasi pesawat di atas kepala para penumpang. Begitupun dengan anak. Apa? Mau jadi pramugari juga?
Bukan begitu, maksudnya masih terkait dengan cara merapikan lemari pakaian anak ini. Meskipun namanya lemari anak-anak, pastilah lebih tinggi daripada mereka. Oleh karena itu, perlu diperhatikan keterjangkauan anak-anak terhadap lemari dan pakaiannya. Buatlah agar anak-anak mudah untuk mengambil pakaian di lemarinya sendiri. Sedangkan rak gantung yang tinggi memang perlu bantuan orang tua.
4. Melibatkan Anak
Ketika anak-anak sudah merasa memiliki lemari pakaiannya sendiri, maka mesti dimunculkan rasa tanggung jawabnya. Nah, untuk cara merapikan lemari pakaian anak pada poin ini, orang tua perlu mengajak anak buat bersih-bersih juga. Caranya dengan menyingkirkan yang rusak-rusak, mengemasi yang sudah tidak dipakai lagi, dan memasukkan yang baru.
5. Koleksinya yang Perlu Dikelola
Setiap anak pastilah suka dengan mainan. Tidak cuma satu, tetapi ada beberapa bahkan banyak mainannya. Apalagi jika dia mengejar seri-seri khusus dari mainan mobil-mobilan misalnya, maka lama-kelamaan akan penuh juga.
Mainan yang dimasukkan ke lemari pakaiannya perlu dibuat tempat khusus. Dari yang awalnya kosong, mulai terisi dan makin terisi, hingga tempat atau kotak khusus untuk menjadi tidak muat lagi. Kalau sudah begini, ajarkan anak untuk mengelola koleksinya, dengan menyingkirkan yang sudah tidak lagi diminati, lalu memasukkan yang baru.
Pada dasarnya anak-anak mudah bosan, termasuk dengan mainannya sendiri. Makanya, anak akan selalu menuntut untuk beli dan terus beli. Orang tua yang bijak tidak serta-merta menuruti. Nanti jadinya anak manja bagaimana?
6. Sentuhan dari Anak
Lemari hingga kamarnya adalah hak anak. Privasi anak muncul dari situ. Oleh karena itu, anak perlu diberikan hak untuk mengatur kamar, termasuk lemarinya.
Anak-anak boleh memilih warna catnya sendiri, dekorasinya, gambar-gambar yang ditempel (asal jangan gambar makhluk hidup bernyawa), dan pengaturan barang-barang di dalamnya.
Kesimpulan
Mengetahui cara merapikan lemari pakaian anak dalam enam langkah dan tidak hanya bahas lemari sih, hal itu membuat anak sedari kecil belajar mengatur hidupnya sendiri. Kalau yang sebelumnya diatur semua oleh orang tua, kini setelah menjadi tanggung jawab si anak, tetapi dalam batas-batas sesuai usia anak.