Orang tua mana yang tidak ingin menjadikan anaknya berprestasi? Tentunya prestasi yang positif. Nah, akan disajikan buat kamu, kiat mendidik anak agar mendapatkan prestasi.
Pada intinya, mendidik anak agar mendapatkan prestasi itu dimulai dari orang tua yang bersemangat terlebih dulu. Sebab, orang tua yang bersemangat, maka akan menurun juga ke anak.
Apa sih ciri anak-anak yang bersemangat itu? Cirinya anak yang bersemangat itu tentunya punya semangat. Ya, iyalah, semua orang juga tahu. Tapi, setidaknya, pola pikir anak jadi berkembang. Kadang, ada pemikiran anak yang tidak terduga-duga ke luar dan menyebabkan orang tuanya jadi kaget bin terkejut.
Selain itu, anak juga aktif dalam setiap kegiatannya. Ya, kegiatan di rumah, kegiatan di sekolah, kalau bisa juga, kegiatan di masyarakat. Kerja bakti misalnya. Eh, jangan salah lho, anak yang dilibatkan kerja bakti bisa membantu sosialisasi mereka. Biasanya, anak-anak ngumpulnya ke anak-anak juga. Mereka bisa sambil bermain. Dan, pekerjaannya pun ringan-ringan saja.
Ciri anak yang bersemangat lainnya adalah menyukai tantangan. Ini tidak berarti terus menantang teman sebayanya berkelahi! Waduh. Tantangan mengerjakan soal misalnya. Dari soal biasa-biasa saja, anak itu mencoba untuk menaklukkan soal yang lebih sulit. Dan, ketika mengerjakan soal tersebut, si anak tidak menyerah. Ini ciri yang terakhir anak yang bersemangat.
Sekarang kita masuk ke kiat mendidik anak agar mendapatkan prestasi!
1. Berikan Pilihan untuk Anak
Tidak sedikit orang tua yang memaksakan kehendak kepada anaknya. Orang tua memilihkan kegiatan atau aktivitas yang dirasa cocok – bagi orang tua, belum tentu buat anak. Dari pilihan yang diambil orang tua untuk anaknya tersebut, jika si anak pada dasarnya tidak suka, maka dia akan menjalani kegiatan dengan cukup berat lho.
Oleh karena itu, anak bukanlah orang dewasa mini. Mereka bebas menentukan pilihannya, selama itu positif. Dan, setelah menentukan, orang tua perlu mendukungnya.
Anak yang menyukai sesuatu, lalu dia menjalaninya, maka dia akan bersemangat juga. Kalau sudah begitu, tunggu saja, prestasi Insya Allah akan didapatkannya juga. Yang penting, orang tua yakin dan percaya dengan kemampuan dan pilihan si anak tersebut.
2. Boleh Juga Kok Bermain Sambil Belajar
Ini dirasakan waktu belajar online. Saya sendiri mengajari anak sulung bisa cukup stres juga. Menduduknya di depan meja belajar kecilnya, mengerjakan tugas-tugas dari bu guru, tidak gampang ternyata. Sebab, itu kondisi belajar yang cukup serius. Nyatanya, belajar dapat dilakukan anak sambil bermain.
Mungkin anak sambil bermain mobil-mobilan, bonekanya, lari sana, lompat sini, asal di dalam rumah, belajar tetap mampu dilakukan. Orang tua jangan kaget bila anaknya seperti itu, karena ada yang memiliki kecerdasan kinestetik. Sulit untuk duduk diam, tetapi aktif sekali bergerak.
3. Apresiasi Terhadap Keberhasilan Anak
Setelah anak berhasil mendapatkan prestasi, maka orang tua sangat perlu untuk memberikan apresiasi atau penghargaan. Tidak perlu besar, lah, apalagi bikin acara, sampai mengundang pejabat atau bahkan artis. Cukup dengan hadiah-hadiah kecil buat anak, maka itu sudah membuat hatinya senang dan tentu saja, bahagia dong!
Ciptakan Kesan
Mendidik anak agar mendapatkan prestasi tidak semata-mata bermanfaat bagi orang tua. Namun, lebih daripada itu, adalah memberikan kesan yang mendalam untuk anak. Mulai dari anak yang diberikan pilihan, mempersilakan untuk belajar dengan metode yang disukainya, hingga memberikan hadiah yang tak terduga, itu semuanya akan membekas dalam hati sang anak.
Kelak, kesan itu yang akan terus terbawa hingga dewasa. Keberhasilan-keberhasilan kecil yang diraihnya waktu kecil, dapat mengantarkannya kepada keberhasilan-keberhasilan besar waktu dia besar.